Penyebab Infertilitas Pada Wanita
Setelah tahu penyebab infertilitas pada pria dan mitos-mitos serta apa kesuburan , sekarang mari membahas mengenai penyebab infertilitas pada wanita;
- Faktor Vagina :
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
- Faktor Uterus (rahim) :
Myoma
(tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim),
Endometriosis (tumbuh sel. ender rahim bukan pada tempatnya),
Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi
(kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan
rahim ke bawah).
- Faktor Cervix (Mulut Rahim) :
Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus
(kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody
terhadap sperma), dll.
- Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) :
Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).
- Faktor Ovarium (Indung Telur) :
Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa
ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone
di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus
menstruasi.
- Faktor Lain :
Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll.
Pemakaian formalin yang dapat juga menyebabkan infertilitas pada wanita dan yang wanita jangan mengalami keinginan dalam berhubungan.
Infertilitas tidak sama dengan kemandulan
Di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan
pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki keturunan.
Jadi,
pasangan suami istri dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak
juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual
secara teratur – tanpa kontrasepsi – dalam periode setahun. Sedangkan
kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat
atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi).
Penyebab Infertilitas
Berdasarkan catatat WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan
di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan
ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan hal lain yang tidak diketahui
sekitar 40%.
Ini
artinya sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan
oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
- Gangguan pada organ reproduksi
Ada beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada vagina, di antaranya:
Bila
terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman dalam vagina akan
meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan sperma mati sebelum sempat
membuahi sel telur. Kadar keasaman vagina juga menyebabkan vagina
mengerut sehingga perjalanan sperma di dalam vagina terhambat.
- Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam
keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat
memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka
perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang
berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu
dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat
kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir
adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur
bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran
telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut
biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul
(Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakt infeksi yang disebabkan oleh
jamur klamidia.
Ovulasi
atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi
gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini
diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi
yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen
yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar
hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang
dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
Setelah
sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio,
selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium.
Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung
mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain
karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon
progesteron yang memadai.
Endometriosis
adalah istilah untuk menyebutkan kelainan jaringan endometrium (rahim)
yang tumbuh di luar rahim. Jaringan abnormal tersebut biasanya terdapat
pada ligamen yang menahan uterus, ovarium, Tuba fallopii, rongga
panggul, usus, dan berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan
endometrium normal, jaringan ini mengalami siklus yang menjadi respon
terhadap perubahan hormonal sesuai siklus menstruasi perempaun.
Solusi
Karena disebabkan oleh berbagai faktor, maka sangat dianjurkan agar
pasangan suami dan istri memeriksakan diri lebih dini, agar diketahui
penyebabnya. Tidak semua kasus dapat dibantu dengan pengobatan, beberapa
di antaranya (kelainan anatomi dan bentuk) membutuhkan penanganan medis
via operasi.
Biasanya
dokter akan melakukan pemeriksaan kandungan melalui serangkaian tes
laboratorium seperti tes darah, kencing serta kadar hormon. Jika
dibutuhkan, dokter biasanya menyarankan agar dilakukan pemeriksaan
radiologis (USG, HSG), bahkan tindakan operasi (laparaskopi) untuk
mencari/mengobati penyebabnya.
Berikut adalah 15 penyebab utama infertilitas wanita:
1. Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak
Kerusakan
ini biasanya disebabkan oleh salpingitis (peradangan tuba falopi).
Selain membuat sulit hamil, salpingitis juga dapat menyebabkan kehamilan
di luar kandungan (ektopik). Penyakit menular seksual (PMS) klamidia
dapat menyumbat saluran tuba falopi yang menyulitkan keluarnya sel
telur. Sekitar 70% sumbatan tuba falopi disebabkan oleh infeksi
klamidia.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah
pertumbuhan abnormal jaringan implan di luar uterus, yang normalnya
hanya tumbuh di uterus. Endrometriosis dapat menghalangi proses konsepsi
dan perlekatan embrio di dinding uterus.
3. Kelainan Hormon
Kekurangan
hormon lutein dan hormon perangsang folikel dapat menyebabkan sel telur
tidak dapat dilepaskan (ovulasi). Kelainan kelenjar
hipotalamus-pituitari juga dapat menyebabkan anomali hormonal yang
menghalangi ovulasi.
4. Tumor Pituitari
Tumor yang
biasanya jinak ini dapat merusak sel-sel pelepas hormon di kelenjar
pituitari yang membuat siklus menstruasi terhenti pada wanita atau
produksi sperma menurun pada pria.
5. Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)
Prolaktin
adalah hormon yang merangsang produksi ASI. Kelebihan hormon prolaktin
dapat mengganggu ovulasi. Bila seorang wanita banyak mengeluarkan ASI
meskipun tidak sedang menyusui, kemungkinan dia menderita
hiperprolaktinemia.
6. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
Sindroma
ini ditandai banyaknya kista ovarium dan produksi androgen (hormon
laki-laki) berlebihan, terutama testosteron. Akibatnya, sel telur sulit
matang dan terjebak di folikel (tidak ovulasi).
7. Menopause Prematur
Menopause
prematur terjadi bila wanita berhenti menstruasi dan folikel ovariumnya
menyusut sebelum usia 40 tahun. Kelainan imunitas, radioterapi,
kemoterapi dan merokok dapat memicu kelainan ini.
8. Tumor Rahim (Uterine Fibroids)
Tumor
jinak di dinding rahim ini sering dijumpai pada wanita usia 30-40
tahun. Tumor ini dapat menyebabkan infertilitas bila menghalangi tuba
falopi dan perlekatan telur yang sudah dibuahi di dinding rahim.
9. Adesi
Adesi
(adhesion) adalah sekelompok jaringan skar yang saling berkait sehingga
menyatukan dua permukaan organ yang normalnya saling terpisah. Adesi
yang melibatkan tuba falopi karena infeksi atau pembedahan dapat
menghalangi fungsi ovarium dan tuba falopi.
10. Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelainan ini menyebabkan kelebihan atau kekurangan hormon tiroid yang mengacaukan siklus menstruasi.
11. Kelainan Anatomi Bawaan
Kelainan
bawaan pada organ reproduksi dapat menyebabkan infertilitas. Kelainan
yang disebut Mullerian agenesis ditandai dengan tidak berkembangnya
vagina atau rahim. Wanita dengan kelainan ini masih dapat punya anak
melalui bayi tabung dengan “menyewa” rahim wanita lain.
12. Merokok
Merokok
dapat membahayakan ovarium dan mengurangi jumlah/kualitas sel telur.
Riset menunjukkan wanita perokok cenderung mengalami menopause lebih
awal.
13. Stres
Neurotransmiter (pengirim pesan kimiawi)
bekerja di kelenjar hipotalamus untuk mengendalikan hormon-hormon
reproduksi dan stres. Tingkat hormon stres yang tinggi dapat mengganggu
sistem reproduksi.
14. Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk
Wanita
yang terlalu kurus, misalnya para atlet maraton atau penderita
anorexia, dapat kehilangan fungsi reproduksinya. Kegemukan dapat
menyebabkan infertilitas dengan berbagai cara. Policystic ovarian
sydrome (PCOS), misalnya, lebih sering terjadi pada wanita yang
kegemukan.
15. Faktor Lingkungan
Herbisida, pestisida,
limbah industri dan polusi lainnya dapat mempengaruhi fertilitas.
Phtalate, zat kimia untuk melunakkan plastik, diduga dapat mengganggu
fungsi hormon-hormon tubuh.